Pengikut

Rabu, 30 Maret 2011

cerpen


Peminta-minta dan pemulung
Cerpen Salia uriepa

      Pada suatu hari saya dan pak mamang supir saya hendak berbelanja ke mall, di sepanjang perjalanan dan lampu merah, saya melihat banyak sekali peminta-minta dan para pemulung dari muali anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan ada ibu- ibu dan anaknya yang masih sangat kecil saya sangat kasihan melihat keadaan mereka yang terlunta-lunta di jalan.
      Dalm perjalanan supir saya berhenti sejenak karena lampu merah. Dan ketika saya melihat sejenak ke luar jendelah mobil, di sanalah saya meliht para peminta-minta mulai bekerja dengan gesitnya dan ketika lelap dalam lamunan, saya di kagetkan oleh bunyi musik yang tidak teratur oh ternyata ada anak kecil yang bernyanyi tepat di dekat saya, saya lalu mengeluarkan uang dari dompet saya sebesar Rp 50.000, dan uang itu saya berikan kepada anak yang malang itu.
      Anak itu sangat senang mendapat uang dari saya, dia hanya membalas pembarian saya dengan senyumannya yang manis, sembari berlari meninggalkan mobil saya dengan langkah yang penuh dengan semangat, saya memandang anak itu sampai dia terpeleh oleh mobil-mobil yang lainnya. Saya dan pak maman lalu melanjutkan perjalanan kami ke mall. Setelah sampai di mall, saya lalu berbelanja di temani oleh supir saya.
       Setelah kami selesai belanja  saya dan pak maman lalu kembali ke mobil, akan tetapi saya tidak langsung masuk, saya mengajak pak maman untuk berjalan melihat-lihat keadaan di luar mall. Dalam perjalanan saya dan pak maman bertemu dengan seorang pemulung yang sedang mengais tempat sampah menggunakan kawat yang dia buat sendiri, khusus untuk mengais tempat samapah. Bapak itu bekerja tanpa lelah di bawah sinar matahari demi mendapatkan sesuap nasih untuk dia dan kedua anaknya yang masih kecil.
     “ assalamialaikum pak” sapah saya kepada bapak itu “ wa’alaikum salam bu” jawab bapak itu samabil tersenyum dengan wajahnya yang lesu, bibirnya yang pecah-pecah, dan kulitnya yang hitam karena terbakar oleh panasnya sinar matahari. Karena pak mamat juaga kasihan melihat bapak pemulung itu, pak mamat lalu berkata kepada saya “ ibu saya sangat kasihan dengan bapak ini dan kedua anaknya yang masih kecil itu “ kata pak mamat, “ ibu kan lagi butuh orang untuk ibu jadikan sopir pribadi ibu, nah gimana kalau bapak ini saja yang ibu jadikan sebagai sopir ibu, sayakan juga sopir tapi tugas saya adalah mengantar jemput anak-anak ibu” kata pak mamat panjang lebar.
      “ wah ternyata otak pak mamat juga encer ya, baik lah saya akan mengajaknya kerumah saya dan dia akan saya angkat sebagai supir pribadi saya” kata saya kepada pak mamat.
Saya lalau berkata kepada bapak pemulung itu, “ pak, bapak bisa menyetir mobil?” tanya saya “ bisa bu memang ada yang bisa saya bantu bu? “ tanya bapak itu “ehhmm... tidak, saya Cuma mau bilang kalau bapak mau, saya akan mengangkat bapak sebagai sopir pribadi saya” tawar saya kepada bapak itu. Bapak itu kelihatan sangat senang, akan tetapi tiba-tiba raut wajah bapak itu berubah menjadih sedih.
      “ ada apa pak, kok wajahnya jadi sedih gitu? “  tanya saya penasaran, bapak itu lalu menunjuk ke arah dua anak kecil yang sedang bermain di bawah terik matahari itu “ bagaimana dengan ke dua anak saya bu? “ tanya bapak itu. “ oh tidak apa-apa pak saya akan membawa mereka kerumah saya juga” kata saya. Bapak itu mulai kembali tersenyum lagi, kali ini bapak itu benar-benar senang. Saya lalu mengajak bapak beserta kedua anaknya itu, ke mobil.
        Setelah samapai ke rumah, saya lalu mengajak mereka masuk ke rumah saya, awalnya bapak itu rau-ragu masuk rumah saya. Namun saya dengan tenabg mengajaknya sampai akhirnya bapak itu mau masuk ke rumah saya. Setelah sampai di dalam rumah ternyata bi inam pembantu saya sudah menyiapkan makan malam. Saya lalumengajak bapak beserta ke dua anaknya makan malam bersama dengan anak-anak saya.
        Setelah usai makan malam, saya lalu meminta tolong bi inam tunjukan kamar untuk bapak dan kedua anaknya itu. “ pak malam ini bapak dan kedua anak bapak akan tidur di rumah saya dan untuk selamanya akan tetap di rumah saya, dan mulai minggu depan bapak akan bekerja sebagai supir pribadi saya, dan semoga bapak dan kedua anak bapak betah di rumah saya” kata saya ke pada bapak itu, mendengar kata-kata saya bapak itu lang sung menangis, saja jadi heran dan merasa bersalah “ pak, kenapa bapak menangis? “ tanya saya “ tidak saya hanya terharu mendengar kata-kata ibu tadi” jawab bapak itu.
      “ bu, terimahkasih bu, sekali lagi terimakasih ya bu atas jasa-jasa ibu sudah membantu saya” kata bapak itu lagi, “ loh pak kenapa harus berterimakasih kepada saya? Saya ini hanya sebagai perantara yang tidak tau apa- apa, jadi bertrimakasihlah kepada allah, karena atas berkat dan rahmatnya saya bisa di pertemukan dngan bapak” jawab saya kepada bapak itu. “ iya bu, allhamdulilah, terimakasih ya allah” jawab bapak itu, “ oh iya pak hari sudah malam bapak harus istirahat, assalamualaikum pak” kata saya kemudian. “ iya bu walaikumsalam” jawab bapak itu.
                 Sekian

Tidak ada komentar: