Rasa-rasanya
kemarin itu, kita baru saja selesai POSBA (Pekan Orientasi Siswa baru). POSBA
merupakan istilah yang di gunakan di SMA Dwiwarna untuk organisasi penerimaan
siswa baru. SMA Dwiwarna boarding school bogor yup itulah sekolahku tempat di
mana aku dan teman-temanku yang berasal dari seluruh penjuru daerah di Indonesia
menerima pelajaran, berbagi suka dan duka, menjalin rasa kebersamaan yang sangat kuat.
Banyak orang
yang mengira bahwa SMA Dwiwarna merupakan sekolah pesantren, tetapi pada
kenyataannya tidak, SMA Dwiwarna sama seperti SMA swasta lainnya. Perbedaannya adalah
SMA Dwiwarna merupakan sekolah yang berlandaskan islam. Jadi, menjadi siswa dan
siswi di sekolah ini adalah mereka-mereka yang beragama islam.
SMA Dwiwarna
merupakan salah satu sekolah unggulan yang terletak di kota bogor jalan raya
parung KM 40 tepatnya di desa Bojong sari kecamatan parung. Salah satu
keunggulan dari sekolah ini adalah merupakan miniature dari Negara Indonesia. Kenapa
di katakana demikian? Karena siswa-siswi SMA Dwiwarna berasal dari berbagai
derah di Indonesia. Ada yang dari pula Sumatra, jawa, NTT, NTB, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku dan papua.
Kami datang
dari suku yang berbeda, kami datang dari daerah yang berbeda, kami datang dari ras
yang berbeda, kami datang dari keluarga yang berbeda, kami juga datang dari
kehidupan yang berbeda ada yang kaya dan ada juga yang sederhana. Meskipun memiliki
banyak perbedaan di antara kami, kami juga mempunyai beberapa kesamaan,
diantaranya kami mempunya agama yang sama, bangsa dan Negara yang sama, dan
tujuan yang sama.
Nama saya
Salia Uriepa, saya mempunyai tiga panggilan
dua panggilan kesayangan yang
datang dari keluarga dan teman-teman. Dua nama tersebuta adalah sally dan lia. Sally
adalah panggilan kesayangan yang di berikan oleh sahabat-sahabat tercintaku dan
lia adalah panggilan saya keluargaku. Ayahku sering memanggilku dengan
panggilan Nona, ayah tidak pernah memanggilku dengan nama lia ataupun Sally. Ayah
memanggilku dengan nama Salia ketikau lagi kesal padaku itupun nama yang ayah
sebut bukan salia saja, melainkan Salia uriepa yang merupakan nama lengkap
selain itu nama Salia jua yah gunakan ketika memperkenalkan aku denga temannya
atau ke siapapun. Intinya aku sayang ayah.
Nah, ibuku
beda lagi, ibuku kadang manggil lia, kaka, nona, sally dan naker. Tetapi ibu
lebih seringnya manggil pake nama lia dan kaka kalau di situ ada adik-adikku,
mungkin maksudnya agar adik-adikku memanggilku kaka juga, soalnyakan aku anak
pertama otomatis lebih tua dong dari mereka. Namaku yang terakhir itu rada aneh
sih, ceritanya tu gini. Waktu itu aku masih kelas tiga SD nah pas liburan
kenaikan kelas aku di ajak nenek liburan bareng om di fakfak yaudah aku ikut
aja wong aku di ajak liburan apa apa gratis lagi, siap yang nggak mau. Nah di
fakfak pada saat itu aku, nenek dan anaknya yang ke lima aku manggilnya made
yang merupakan singkatan dari mama ade, kenapa??? karena dia adalah saudara
kadung dari ibuku, oranya baiiiiiiiiiiiiik banget, lucu, penyayang pokoknya the
best lah oranya, sama seperti nenek dan ibuku. Kita bertiga baru pulang dari
rumah saudaranya nenek berarti nenekku juga iyakan???? Hehehehe…
Kita pulangnya nebeng angkot, nah saat
on the way supir angkotnya nanya ke nenekku “ mau kemana bu” nah sebelum nenekku
sempat menjawab, aku langsung nyerocos aja “ depnaker om” jawab ku dengan
semangat. Mendengar perkataan ku nenek dan made serampak katawain aku, aku
langsung malu-malu gitu. Melihat tingkahku yang aneh eh madeku malah ketawa
sambil memanggiku depnaker setelah samapi di rumah made langsung manggilku
nengan nama nekar yang merupakan singkatan dari depnaker. Setelah liburanku
selesai kamipun kembali ke kambala yang merupakan kampung kelahiranku
Munkin karena
mendengar ceriota dari made ibu malah ikut-ikutan manggil naker, kesal sih
kesal tapi iti juga merupakan salah satu panggilan sayang so why not???. Nah itu
panggilan ibu. Kalu nenek sama kakekku memanggilku denagn nama Lily, semua
oomku memanggilku dengan nama lia, nah sedangkan madeku awalnya manggil aku
dengan nama Lia namu, saat kejadian di fakfak waktu itu, made udah ngga pernah
manggilku lia lagi melainkan naker sampai sekarang sampai aku udah SMA tetap
aja nama itu yang ia gunakan. Intinya aku punya banyak nama di keluargaku
hehehehe kerenkan???? Let's say if that's cool
hehehe bercanda.
Ok, demikian ya basa-basi mengenai
namaku, sekarang aku akan menceritakan tentang kehidupanku yang sebenarnya. Aku
berasal dari keluarga yang sangat sederhana, aku merupakan anak pertama dari
empat bersaudara, kalau di tanya apa pekerjaan ayahku, jujur sampai sekarang
aku bingung apa pekerjaan ayahku, tetapi aku akan menjawab papaku pegawai
perusahan swasta, yup cevron adalah perusahan tempat ayahku bekerja, itupun
ketika aku sudah kelas satu SMA. Walaupun ayahku pegai cevron, beliau juga
bekerja di kantor kehutanan, perikanan, nelayan, petani, yup itulah pekerjaan
ayah
Demi Allah aku bangga sama ayahku, aku
sangat berterimakasih kepada tuhan karena telah memberikan kepadaku sorang ayah
yang hebat, karena berkat beliau kelurgaku hidup bahagia, kami tidak kekurangan
suatu apapu, dengan penghasilan ayahku aku yakin aku bisa sekolah denagn biaya
sendiri tanpa harus ikut beasiswa, tapi aku berfikirnya lain, aku ingin menjadi
anak beasiswa denagn begitu aku tidak terlalu merepotkan aytahku, aku sadar
anak ayah bukan hanya akau, ketiga adikku juga masih sangat membutuhkan ayah,
ibuku juga pasti sangat membutuhkan ayah. Pertama karena ayah merupakan suami
sah ibu, kedua ibuku hanya seorang rumah tangga biasa. jadi aku sangat berharap
untuk dapat sekolah denga beasiswa, dan alhamdulillah rezekinya nggak kemana. Aku
pun mendapat beasiswa untuk sekolah di Dwiwarna.
Awlanya sih senang bangat , tapi mulai
berubag jadi was-was. Mengapa??? Pertama kalau masih dalam papua sih why not???
Ini sekolah di bogor loh, di tanah jawa jau dari papua sudah pasti jauh dari
keluarga terutama mama, papa, dan ketiga adikku. Tetepi kemudian aku mikir lagi
“ayolah sal, jangan terus-terusan menyusahkan ayahmu toh ini juga demi adik-adikmu
juga demi kampun mu” pemikiran itulah yang membawa akau sampai bisa sekolah di
Dwiwarna, kalau ngga aku bisa saja menolak beasiswa itu. Jadi intinya aku
sekolah di Dwiwarna karena mendapat beasiswa dari PEMDA Kabupaten Kaimana.
Nah, itu tadi sedikit cerita tentang
khidupanku. Know I will tell you about my high school dwiwarna. Seperti yang
sudah aku ceritakan di atas, kalau dwiwarna itu merupakan miniaturnya
indonesia, tentunya siswa siswinya datang dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Untuk meningkatkan potensi siswa siswi Dwiwarna mempunyai banyak
aktivitas untuk itu salh satunya lewat ekstra kulikuler dan intra kulikuler,
untuk intra kulikuler selain belajar intara tiap hari, Dwiwarna juga mempunyai
semacam persiapan-persiapan olimpiade seperti ekonomi-akuntansi, kimia,
biologi, fifika, amtematika, kebumian, komputer dan masih banyak lagi, dan itu
semua membuahkan hasil yang baik loh.
Buktinya banyak siswa-siswi Dwiwarna yang
berhasil meraih penghargaan lewat olimpiade di bidangnya masing-masing, baik
itu tingkat kabupaten, profinsi, nasionah bahkan internasional sudah di raih
oleh Dwiewarna lewat siswa siswinya. Keren kan??????? Intinya kalau kita ada
kemauan dan semangat untuk bekerja keras kita pasti bisa, karena tidak ada oran
yang bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah oarang-oarang pemalas, karena Allah
sudah menciptakan manusia dengan kelebihan masing-masing tinggal bagaimana kita untuk memanfaatkan kelebihan itu dengan
sebaik mungkin.
Untuk ekstra kulikuler dwiwarna mempunya
banya ekskul, ada ekskul wajib, juga ada ekskul pilihan, nah untuk ekskul wajib
itu ada PALAGAMA (Palapa Gajah Mada Diwarna) merupakan ekskul baris berbaris,
SALADEWA (Sahabat Alam Dwiwarna) ini merupakan ekskul pencinta alam. Sama PMR
(palang merah remaja) di Dwiwaran di namakan PALADISTA. Untuk ekskul pilihan
dwiwarana punya basket, renang, sama futsal. Dari olahraga-olahraga tersebut
sudah banyak membuat nama Dwiwarna membumbung tinggi.
by salia uriepa