Pengikut

Minggu, 20 Juli 2014

Jenis-jenis Bimbingan dan Pola Dasar Bimbingan Konseling








BAB 1
PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang
Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal akan terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan itu bisa diselenggarakan dalam program bimbingan, yaitu suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. Kegiatan bimbingan mencakup tiga jenis bimbingan, yaitu bentuk bimbingan, sifat bimbingan, dan ragam bimbingan, yang masing-masing memberikan corak tertentu pada kegiatan yang terapung dalam suatu program bimbingan.
 Bimbingan adalah proses pemberian bantuan non materil yang diberikan kepada individu atau kelompok. Bimbingan juga mempunyai model dan pola dasar yang merupakan asas pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan bimbingan. Penerapan pola dasar tertentu dapat berakibat terhadap pola organisasi bimbingan yang terapung dalam program bimbingan.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang jenis, model, dan pola dasar bimbingan kepada para mahasiswa, maka melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang jenis bimbingan, model bimbigan dan pola dasar bimbingan.

B.     Rumusan Masalah

1. Bagaimana  jenis-jenis bimbingan ditinjau dari bentuk, sifat dan ragamnya?
2. Bagaimana model-model bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana pola dasar bimbingan dan konseling?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis bimbingan baik dari bentuk, sifat maupun ragamnya.
2.      Untuk mengetahui model-model bimbingan dan konseling
3.  Untuk mengetahui pola dasar bimbingan dan konseling.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jenis-jenis bimbingan ditinjau dari bentuk, sifat, dan ragamnya
Bimbingan dapat dibagi atas beberapa jenis bimbingan atau macam bimbingan, yaitu beberapa golongan berdasarkan sudut pandang tertentu. Jenis bimbingan pada dasarnya dibagi atas tiga jenis, yaitu bentuk bimbingan, sifat bimbingan dan ragam bimbingan.

1.      Bentuk bimbingan
Bentuk bimbingan lebih mengarah pada jumlah individu yang diberi pelayanan bimbingan. Menurut bentuknya, bimbingan ada dua yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok.

1.1  Bimbingan individual
Bimbingan individual yaitu bimbingan yang dilakukan bila siswa yang dilayani  hanya satu orang dan disalurkan melalui bimbingan perseorangan yang lebih mengarah pada konseling individual.
1.2  Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompk yaitu bimbingan yang dilakukukan bila siswa  yang dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Misalnya bimbingan yang berkaitan dengan orientasi siswa baru. Melalui bimbingan kelompok siswa baru akan mendapat informasi tentang sekolah barunya, meliputi lingkungan sekolah, program sekolah, dan kebijakan-kebijakan sekolah.

2.      Sifat bimbingan
Istilah sifat  bimbingan disini  menunjuk pada tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan.  Sifat-sifat itu  adalah:

2.1  Pencegahan/preventif
Bimbingan berusaha mencegah siswa dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat perkembangannya. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan cara sosialisasi. Misalnya sosialisasi narkoba, pergaulan bebas dan bahaya merokok. Dengan sosialisasi ini diharapkan dapat mencegah siswa melakukan hal tersebut. Contoh dari  kegiatan preventif adalah memberikan informasi kepada siswa di SMA kelas satu tentang isi program studi IPA, IPS dan Bahasa, menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan program studi. Kegiatan ini dilakukan agar dapat mencegah terjadinya salah jurusan yang nantinya dapat mengganggu proses belajar siswa.
2.2  Penyembuhan/korektif
Jika individu sudah terlanjur mengalami masalah yang dapat mengganggu perkembangannya, maka bimbingan bersifat menyembuhkan individu tersebut dari masalah yang dihadapinya. Proses penyembuhan itu harus diawali dengan pemahaman tentang diri individu, bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Setelah memahami tentang diri individu, yang tak kalah pentingnya adalah memahami masalah yang sedang dialami oleh individu. Pemahaman tentang masalah individu ini supaya konselor dapat dapat mengeluarkan individu dalam masalahnya atau menyembuhkan individu tersebut.
2.3  Perbaikan
Perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang mengalami masalah dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi, sehingga siswa tersebut dapat berkembang secara optimal.
2.4  Pemeliharaan dan pengembangan
Bimbingan bersifat memelihara dan mengembangkan segala bentuk potensi dan kepribadian  yang ada dalam diri individu secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Kondisi individu yang sudah baik dijaga agar tetap baik dan dikembangkan.


3.      Ragam Bimbingan
Ragam bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan. Ragam bimbingan tersebut adalah:

3.1  Bimbingan belajar (Educational guidance)
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai,dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Bimbingan belajar mempunyai kaitan langsung dengan proses kegiatan belajar mengajar, sehingga setiap pelayanan bimbingan harus sesuai dengan proses pengajaran.
Program bimbingan belajar akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Orientasi kepada siswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah dan lain-lain.
2.      Penyadaran kembali tentang cara belajar yang tepat selama sekolah.
3.      Bantuan dalam hal mengatasi kesulitan belajar, seperti kurang siap menghadapi ujian, kurang berkonsentrasi, dan lain-lain.
4.      Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok supaya belajar efisien dan efektif.

3.2  Bimbingan karier
Bimbingan karier adalah bimbingan yang membantu peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampiln, mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan. Dalam hal ini, peranan sekolah menjadi semakin penting, baik dalam menyediakan berbagai program studi sebagai persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan, maupun dalm menyajikan beraneka kegiatan bimbingan yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.


3.3              Bimbingan pribadi dan sosial
Bimbingan yang membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri dan mengenal dunia sosial. Bimbingan pribadi dan sosial ini dikaitkan dengan pengembangan pribadi siswa dan hubungan-hubungannya dengan orang lain. Semakin dewasa individu, maka semakin banyak masalah pribadi dan sosial yang dihadapi. Bimbingan pribadi dan sosial mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.      Informasi tentang tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh individu.
2.      Penyadaran akan keadaan masyarakat yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern.



B.     Model dan Pola Dasar BK
Model-model BK dan pola dasar bimbingan bermula dari gerakan bimbingan dan konseling di Amerika yang dikembangkan disejumlah kerangka pikir yang menjadi pedoman dan pegangan dalam pelayanan di sekolah-sekolah.

1.      Model-model BK

·         Frank Parson yang menciptakan istilah Vocational Guidance Yang menekankan ragam jabatan bimbingan dengan menganalisis  diri sendiri, analisis terhadap bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan berpikir rasional dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta wawancara konseling.

·         William M. Proctor, (1925) yang mengembangkan model bimbingan mengenalkan dua fungsi yaitu fungsi penyaluran dan fungsi penyesuaian menyangkut bantuan yang diberikan kepada siswa dalam memilih program studi, aktivitas eksra kurikuler, bentuk rekreaasi, jalur persiapan memegang sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan cita-cita siswa.

·         John M. Brewer,(1932) yang mengembengkan ragam bimbingan seperti bimbingan belajar, bimbingan rekreasi, bimbingan kesehatan,bimbingan moral dan bimbingan perkembangan. Model ini tidak hanya mengenai bimbingan jabatan saja.

·         Donal G. Patterson(1938) dalam konseling yang dikenal dengan metode klinis menekankanperlunya menggunakan teknik-teknik untuk mengenal konseli dengan menggunakan tes psikologis da studi diagnostik.

·         Wilson Little dan AL. Champman,(1955) menekankn perlunya memberikan bantuan kepada semua siswa dalam aspek perkembangan siswa dalam bidang studi akademik dalam mempersiapkan diri memangku suatu jabtan dan dalam mengolah pengalaman batin serta pergaulan sosial. Model ini memanfaatkn bentuk pelayanan individualdan kelompok,mengutamakn sifat bimbngan prefentif dan preseveratif dan melayani bimbingan belajar, jabatan dan bimbingan pribadi.

·         Kenneth B. Hoyt,(1962)yang mendiskrisikan model bimbingan mencakup sejumlah kegiatan bimbingan dalam rangka melayani kebutuhan siswadi jenjang pendidikan dasar dan menengah. Model ini menekankan pelayanan individual dan kelompok dan memungkinkan pelayanan yang bersifat preventif, preserveratif dan remidial dan mengutamakan ragam bimbingan belajardan pribadi.

·         Ruth Strabf, (1964) berpandangan bahwa bimbingaan melalui wawancara konseling. Model ini menekankan bentuk pelayanan individu dan kelompok dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan dan wawancara konseling.

·         Artur J. Jones,(1970) menekankan pelayanan bimbingan sebagai bantuan kepada siswa dalam membuat pilihan-pilihan dan dalam mengadakan penyesuaian diri. Bantuan itu terbatas pada masalah-masalah yang menyangkut bidangstudi akademik dan bidang pekerjaan. Model ini juga menekankan bentuk pelayanan individu mengutamakan ragam bimbingan belajar serta bimbingan jabatan.

·         Julius menacker, (1976) model ini menekankan usaha mengadakan perubahan dalam lingkungan hidupyang menghambat perkembangan yang optimal bagi siswa. Keunggulan model ini adalah pandangan perilaku seseorang sebaiknya dilihat sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan hidupnya.




2.      Pola-pola Bimbingan 
Pola bimbingan adalah suatu asas pokok untuk mengatur penyebaran pelayanan bimbingan di sekolah, dengan mempertimbangkan kegiatan bimbingan apa yang diadakan, oleh siapa bimbingan dilaksanakan dan kepada siapa bimbingan diberikan.

2.1  Pola Generalis 
Pola generalis berasaskan keyakinan, bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan berpengaruh terhadap kualitas serta kuantitas usaha belajar siswa, dan seluruh staf pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing siswa. Segi positif dari pola dasar ini adalah tekanan yang diberikan pada perhatian terhadap perkembangan optimal masing-masing siswa dan pada partisipasi semua tenaga kependidikan dalam program kegiatan bimbingan. Kelemahannya adalah terdapat persebaran pelayanan bimbingan yang luas, dengan melibatkan banyak pengajar. Belum tentu semua tenaga pengajar mampu melaksanakan bimbingan. 
2.2  Pola Spesialis
Pola spesialis berasaskan keyakinan, bahwa pelayanan bimbingan di institusi pendidikan harus ditangani oleh para ahli bimbingan yang masing-masing berkemampuan khusus dalam cara pelaanan bimbingan tertentu seperti testing psikologis, bimbingan karier, dan bimbingan konseling. Segi positif pola dasar ini adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada siswa bermutu tinggi. Kelemahannya adalah terdapat kecenderungan sentrifugal, yaitu kecendrungan semua tenaga ahli akan bekerja sendiri-sendiri dan saling melemparkan tanggung jawab.
2.3  Pola Kurikuler 
Pola kurikuler berasaskan keyakinan, bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan diusulkan dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pengajaran khusus dalam rangka kursus bimbingan. Segi positif dari pola ini adalah hubungan yang lebih dekat dengan staf pengajar, karena semua tenaga bimbingan langsung terlibat dalam seluk beluk pengajaran.Kelemahannya terletak pada kenyataan yaitu kemajuan dalam pemahaman diri dan perkembangan kepribadian tidak dapat diukur melalui suatu tes hasil belajar.
3.3  Pola relasi-relasi manusia dan kesehatan mental 
Pola relasi-relasi manusia dan kesehatan mental berasaskan keyakinan, bahwa orang akan hidup lebih bahagia bila dapat menjaga kesehatan mentalnya dan membina hubungan baik dengan orag lain. Segi positif pola ini adalah peningkatan kerja sama antara pendidik dan paeserta didik.



BAB III
PENUTUP




A.   Kesimpulan

Jenis bimbingan bisa dilihat dari bentuk, sifat, dan ragam. Bentuk bimbingan lebih mengarah pada jumlah individu yang diberi pelayanan bimbingan. Dilihat dari bentuknya, bimbingan ada dua yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Sifat bimbingan disini  menunjuk pada tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan bimbingan. Dilihat dari sifatnya ada sifat pencegahan, penyembuhan, perbaikan,  pemeliharaan dan pengembangan.
Ragam bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan. Dilihat dari ragamnya ada bimbingan belajar, bimbingan karier, dan bimbingan pribadi dan sosial.
Pola dasar bimbingan ada pola generalis, pola spesialis, pola kurikuler dan pola relasi-relasi manusia dan kesehatan mental.


Daftar Pustaka
Winkel.1997.Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan.Jakarta:Grasindo.
Prayitno dan Erman Amti.2004.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Rineka Cipta.

 

 
 

Tidak ada komentar: